Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno
mengatakan, saat ini para pengusaha lokal, khususnya yang berorientasi
ekspor, memiliki strategi khusus dalam mengatasi gejolak nilai tukar
rupiah terjadap dolar Amerika Serikat (AS).
Dia mengatakan, salah
satu caranya yaitu tidak lagi menggunakan dolar AS dalam setiap
transaksi ekspor impor dengan negara lain selain AS.
"Ada perubahan cara pembayaran, jadi pembeli di Eropa meminta jangan
pakai dolar AS, tetapi pakai euro. Sehingga mereka membayar dengan. euro
otomatis, mereka jual euro. Begitu juga dengan China, sekarang pakai
yuan," ujarnya dalam acara Bincang Sore 'Rupiah dan Nasib Ekonomi
Indonesia' di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (3/9/2015).
Menurut
Benny, dengan cara seperti ini, perlahan-lahan para pengusaha dapat
mengurangi ketegantungan terhadap dolar AS sehingga efek penguatan dolar
sedikit ditekan.
"Jadi semakin hari kita semakin pintar
mensiasati perubahan-perubahan kurs ini. Sehingga ketergantungan
terhadap mata uang dolar pelan-pelan kita kurangi. Kecuali kalau ke AS
tetap pakai dolar AS," lanjutnya.
Selain itu, ditengah
perlambatan ekonomi seperti saat ini, para pengusaha juga tertolong
dengan 35 kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), terutama pada empat kebijakan di sektor Industri
Keuangan Non-Bank (IKNB).
"Sebetulnya OJK juga sudah keluarkan 35
stimulus ekonomi, dan ada empat paket yang bisa membantu pengusaha.
Seperti ketika pengusaha atau debitur punya potensi penurunan kualitas
kreditnya, OJK sudah memperbolehkan kreditur melakukan restrukturisasi,
itu sangat membantu sekali," kata dia.
Kebijakan lain yang
dinilai juga membantu sektor usaha, terutama bagi usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) yaitu penurunan tingkat suku bunga kredit usaha rakyat
(KUR) dari 22 persen menjadi 12 persen. Namun, hal tersebut juga harus
dibarengi dengan perbaikan akses bagi para pelaku usaha untuk
mendapatkan modal.
"Kemudian interest rate untuk UMKM
turun menjadi 12 persen. Hanya yang masih belum itu aksesnya. Kenapa
UMKM senang di tempatnya rentenir? Walau pun bunga tinggi tapi akses
untuk mendapatkannya lebih mudah. Ini jadi PR (pekerjaan rumah)
teman-teman di perbankan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.