Sunday, 6 September 2015

Begini Cara Pengusaha Siasati Dampak Pelemahan Rupiah

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno mengatakan, saat ini para pengusaha lokal, khususnya yang berorientasi ekspor, memiliki strategi khusus dalam mengatasi gejolak nilai tukar rupiah terjadap dolar Amerika Serikat (AS).

Dia mengatakan, salah satu caranya yaitu tidak lagi menggunakan dolar AS dalam setiap transaksi ekspor impor dengan negara lain selain AS. "Ada perubahan cara pembayaran, jadi pembeli di Eropa meminta jangan pakai dolar AS, tetapi pakai euro. Sehingga mereka membayar dengan. euro otomatis, mereka jual euro. Begitu juga dengan China, sekarang pakai yuan," ujarnya dalam acara Bincang Sore 'Rupiah dan Nasib Ekonomi Indonesia' di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (3/9/2015).

Menurut Benny, dengan cara seperti ini, perlahan-lahan para pengusaha dapat mengurangi ketegantungan terhadap dolar AS sehingga efek penguatan dolar sedikit ditekan.


"Jadi semakin hari kita semakin pintar mensiasati perubahan-perubahan kurs ini. Sehingga ketergantungan terhadap mata uang dolar pelan-pelan kita kurangi. Kecuali kalau ke AS tetap pakai dolar AS," lanjutnya.

Selain itu, ditengah perlambatan ekonomi seperti saat ini, para pengusaha juga tertolong dengan 35 kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terutama pada empat kebijakan di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).

"Sebetulnya OJK juga sudah keluarkan 35 stimulus ekonomi, dan ada empat paket yang bisa membantu pengusaha. Seperti ketika pengusaha atau debitur punya potensi penurunan kualitas kreditnya, OJK sudah memperbolehkan kreditur melakukan restrukturisasi, itu sangat membantu sekali," kata dia.

Kebijakan lain yang dinilai juga membantu sektor usaha, terutama bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yaitu penurunan tingkat suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari 22 persen menjadi 12 persen. Namun, hal tersebut juga harus dibarengi dengan perbaikan akses bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan modal.

"Kemudian interest rate untuk UMKM turun menjadi 12 persen. Hanya yang masih belum itu aksesnya. Kenapa UMKM senang di tempatnya rentenir? Walau pun bunga tinggi tapi akses untuk mendapatkannya lebih mudah. Ini jadi PR (pekerjaan rumah) teman-teman di perbankan," tandasnya.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.